Oknum Polisi RN Diduga Melakukan Pemerasan Terhadap ER Warga Talang Putri Plaju

Avatar photo
banner 120x600
banner 468x60

PALEMBANG — Seorang oknum anggota kepolisian berinisial RN diduga melakukan pemerasan terhadap seorang warga bernama ER, yang berdomisili di Jalan Kapten Robani Kadir, RT 30 RW 08 No. 75, Kelurahan Talang Putri, Kecamatan Plaju, Palembang.

Peristiwa ini terjadi pada Rabu (5/6/2025) sekitar pukul 18.00 WIB, saat ER melakukan transaksi jual beli motor secara Cash on Delivery (COD) dengan seseorang yang belakangan diketahui merupakan anggota kepolisian dari Polrestabes Palembang.

Menurut keterangan ER, saat transaksi berlangsung, oknum polisi tersebut tiba-tiba menuduh bahwa motor yang dijualnya merupakan hasil curanmor (pencurian kendaraan bermotor).

“Saya kaget, karena motor saya itu lengkap surat-suratnya. Bahkan bukti angsuran masih ada. Memang belum balik nama karena saya belum punya biaya. Tapi kenapa oknum itu langsung menuduh motor saya ilegal?” ujar ER saat ditemui wartawan, Kamis (6/6/2025).

ER mengaku kemudian dibawa ke Mapolrestabes Palembang. Di sana, ia menghubungi istrinya untuk mengirimkan foto dokumen pembelian motor. Setelah menunjukkan bukti kepemilikan yang sah kepada petugas, ER akhirnya dilepaskan.

Namun, dugaan pemerasan terjadi setelah ER dibebaskan. Menurut pengakuannya, pada hari yang sama, oknum RN mendatangi rumahnya dan menyampaikan bahwa pihak Polrestabes meminta uang sebesar Rp2 juta. Tidak dijelaskan secara rinci untuk keperluan apa uang tersebut diminta.

“Istri saya memang sempat minta bantuan ke kenalan polisi dari Polsekta, namanya RN. Tapi anehnya, RN bilang kalau orang Polrestabes minta uang Rp2 juta. Tidak dijelaskan untuk apa,” ungkap ER.

Yang lebih mengejutkan, RN disebut bahkan menyuruh ER untuk menggadaikan motornya demi mengganti uang yang diklaim telah ia talangi.

“Dia bilang sudah bayarkan uang ke Polrestabes, dan minta saya ganti. Mana saya punya uang sebanyak itu? Saya butuh uang buat beli susu anak saya,” kata ER geram.

Terkait tudingan tersebut, wartawan mencoba mengkonfirmasi langsung kepada RN. Namun, saat dihubungi, RN justru menunjukkan sikap tidak kooperatif dan terkesan mengancam.

“Jangan ngomong seperti itu, mas. Seolah-olah kamu mau ngancam. Aku ini sudah nolong dia, kok malah kamu nak hantam aku,” ujar RN dengan nada tinggi.

“Ini sama saja nolong anjing, sudah ditolong malah menggigit. Kalau mau konfirmasi, biasa saja, jangan kirim pesan seperti itu. Aku ini orang daerah, jangan diperlakukan seperti itu,” sambungnya.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari Polrestabes Palembang maupun Polsekta terkait dugaan pemerasan tersebut.

banner 325x300